Selasa, 30 Oktober 2012

Hari Raya Nyepi di Bali

Perayaan Hari Raya Nyepi di Bali

Hari raya Nyepi merupakan hari raya yang digelar oleh ummat Hindu sebagai bentuk ritual Tapa Brata Penyepian menyambut Tahun Baru Saka yang akan datang. Bali sebagai kawasan di Indonesia dengan mayoritas agama penduduknya adalah Hindu merupakan salah satu kawasan yang cukup terkenal dengan perayaan hari raya nyepi tersebut.
Selama perayaan nyepi, salah satu pantangan yang harus dihindari oleh umat Hindu yang merayakannya adalah amati geni, yakni larangan untuk menyalakan api sehingga suasana harus gelap. Tidak ada api yang menyala dimana-mana sehingga masyarakat dari pagi hari sudah mengurung diri di rumah masing-masing.
Tujuan utama dari perayaan Hari Raya Nyepi tersebut adalah memohon ke pada Tuhan Yang Maha Esa, agar bisa menyucikan Bhuana Alit (alam manusia atau microcosmos) dan Bhuana Agung atau macrocosmos yakni alam semesta. Sebelum Hari Raya Nyepi tersebut dilaksanakan biasanya terdapat beberapa macam rangkaian upacara yang dilakukan oleh umat Hindu, di Indonesia khususnya di daerah Bali.
Salah satu rangkaian ritual yang dilakukan oleh ummat Hindu di Bali sebelum datangnya hari raya nyepi adalah apa yang dinamakan dengan upacara pengerupukan, yakni menyebar-nyebar nasi tawur, mengobori-obori seluruh lokasi rumah dan juga pekarangan, menyemburi lokasi rumah serta pekarangan dengan mesiu, serta memukul beberapa benda-benda apa saja (biasanya kentongan)s hingga bersuara ramai dan gaduh.
Upacara pengrupukan biasanya diikuti dengan pawai ogoh-ogoh yang merupakan berntuk perwujudan dari Buta Kala yang diarak keliling lingkungan sekitar, lalu kemudian dibakar. Tujuannya masih sama yakni mengusir Buta Kala dari lingkungan sekitar tersebut.
Perayaan hari raya nyepi yang identik dengan suasana kegelapan dari sisi ekonomis memberikan keuntungan tersendiri yakni upaya penghematan energi listrik oleh ribuan orang pada satu hari penuh. Hal ini secara langsung memberikan upaya keuntungan bagi cadangan pasokan listrik masyarakat bersangkutan. Ummat agama lain atau pun beberapa instansi yang harus menyalakan listrik biasanya hanya dibolehkan dalam ukuran kecil yang tidak keluar sinarnya dari jendela.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar