Aku terdiam. Yah, betul sih apa yang dikatakan Ibu. ”Tapi Bu, dia itu
keterlaluan sekali. Masak Ulang tahun perkawinan sendiri tiga kali lupa.
Lagi pula, dia itu sama sekali tidak punya waktu buat aku. Aku kan
istrinya, bu. Bukan cuma bagian dari perabot rumah tangga yang hanya
perlu ditengok sekali-sekali.” Aku masih kesal. Walaupun dalam hati aku
membenarkan apa yang diucapkan Ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar