Aku memandang Ibu. Perkataan Ibu benar-benar menohokku. Ya, Ibu benar.
Aku kehilangan rasa syukur. Bukankah baru dua minggu yang lalu aku
membujuk Ranti, salah seorang sahabatku yang stres karena suaminya
berselingkuh dengan wanita lain dan sangat kasar kepadanya? Bukankah aku
yang mengajaknya ke dokter untuk mengobati memar yang ada di beberapa
bagian tubuhnya karena dipukuli suaminya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar