Selasa, 30 Oktober 2012
Minggu-minggu pertama setelah perkawinan kami tidak banyak masalah
berarti. Seperti layaknya pengantin baru, Aa’ berusaha romantis. Dan aku
senang. Tetapi, semua berakhir saat masa cutinya berakhir. Ia segera
berkutat dengan segala kesibukannya, tujuh hari dalam seminggu. Hampir
tidak ada waktu yang tersisa untukku. Ceritaku yang antusias sering
hanya ditanggapinya dengan ehm, oh, begitu ya… Itupun sambil
terkantuk-kantuk memeluk guling. Dan, aku yang telah berjam-jam
menunggunya untuk bercerita lantas kehilangan selera untuk melanjutkan
cerita.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar