Kaya di sini tentu saja dalam artian memiliki aset yang lebih dari
cukup, baik itu aset likuid maupun nonlikuid. Tapi, sebagian dari Anda
boleh jadi akan menjawab bahwa kekayaan bukan hal penting. Yang
terpenting adalah bagaimana bisa hidup bahagia.
Anda benar,
tetapi memiliki aset yang memadai juga penting, kendati bukan hal
terpenting. Sebab, tidak sedikit kalangan yang hidupnya malah hanya
mengejar kekayaan, dan akhirnya terjebak dalam paradigma uang
adalah segalanya. Yang benar adalah bagaimana menjadi seimbang, yakni
berupaya memiliki kekayaan secara wajar dan halal serta mampu menikmati
dan memanfaatkannya. Konkretnya, enggan memiliki kekayaan juga bukan hal
benar, namun berupaya meningkatkan kekayaan dengan segala cara lebih tidak benar.
Untuk
tidak terjebak pada makna kekayaan, baik dalam pandangan yang
menganggap kekayaan adalah segalanya dan juga sebaliknya, tidak salah
jika kita cermati beberapa mitos yang mengemuka dalam masyarakat
berkaitan dengan uang ataupun kekayaan.
1. Uang tidak pernah cukup, maka harus dikejar terus.
Mitos ini salah kaprah, karena pada galibnya uang selalu cukup sepanjang kita tahu bagaimana memanfaatkan dan mengelolanya. Untuk mengelola uang hingga bisa bertumbuh dan menjadi cukup, selayaknya setiap orang memiliki perencanaan bagaimana mencari dan menggunakan uang.
Salah satu cara yang paling sederhana adalah menentukan lebih dulu berapa uang
yang Anda perlukan untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder, dan
tersier. Memang, tingkat kebutuhan setiap orang beda, namun yang penting
Anda harus menentukan sesuai dengan tingkat kehidupan yang Anda
inginkan.
Setelah itu, Anda tentu akan mencari penghasilan. Di
sini yang perlu Anda pastikan bukan mencari penghasilan
sebesar-besarnya, melainkan bagaimana Anda memiliki kemampuan
menghasilkan uang secara langgeng dan mampu memenuhi kebutuhan hidup Anda.
Jadi, bukan bagaimana mencari uang sebanyak-banyaknya, melainkan mengondisikan keadaan sehingga Anda memiliki uang yang cukup secara langgeng. Konkretnya, buat apa Anda memiliki uang dalam jumlah besar, kalau beberapa saat kemudian uang tersebut habis. Jauh lebih baik jika Anda memiliki uang cukup, namun terus berkelanjutan.
2. Jika memiliki uang, orang dapat memenuhi semua keinginannya.
Ini juga keliru. Tidak semua hal di dunia ini bisa dibeli dengan uang. Hal-hal yang menyangkut “rasa” di hati, kerap tidak terkait dengan uang.
Kalaupun ada yang mencoba membeli, sifatnya artifisial dan hanya
sementara. Jadi, kalau pada dasarnya memang tidak bahagia, maka kendati
memiliki uang berkarung-karung tetap saja tidak bahagia.
Oleh karena itu, jangan pernah berpikir uang merupakan satu-satunya cara mencapai tujuan hidup Anda. Atau di sisi lain, jika Anda masih merasa belum mampu mendapatkan uang dalam jumlah memadai, bukan berarti kiamat. Berapa pun uang Anda, sebenarnya tetap cukup, sepanjang Anda mau melakukan penyesuaian.
3. Uang perlu dicari agar bisa pensiun segera dan tidak perlu bekerja lagi.
Ini juga tidak terlalu tepat. Bekerja dan mencari uang
adalah dua hal berbeda. Artinya, jika mencintai pekerjaan dan
mendapatkan makna hidup di situ, kenapa mesti pensiun? Dengan kata lain,
bekerja tidak selalu identik demi uang. Akan tetapi, jika pekerjaan Anda hanya memberi beban hidup, kendati menghasilkan banyak uang, untuk apa Anda lanjutkan? Pekerjaan dan uang itu mungkin sudah tak bisa dinikmati lagi.
Di sisi lain, jika Anda merasa klop dengan pekerjaan, kendati uang yang dihasilkan tidak terlalu banyak, namun bisa memberi kelanggengan, sebaiknya Anda berpikir dua kali soal uang.
Hal yang penting, penghasilan Anda memadai, dalam arti dapat memenuhi
kebutuhan Anda dalam jangka panjang, bahkan sampai pensiun.
4. Untuk menjadi kaya harus berpendidikan tinggi.
Mitos
ini ada benarnya, tetapi tidak seratus persen. Realitasnya, kita
melihat banyak orang tidak berpendidikan tinggi, tetapi memiliki aset
sangat besar. Sebaliknya, tidak sedikit kalangan memiliki latar pendidikan tinggi, tetapi hidup serba kekurangan. Yang benar adalah bagaimana memanfaatkan pendidikan tinggi yang dimiliki untuk bekerja atau memilih pekerjaan sesuai dengan minat dan memberikan penghasilan memadai.
5. Jika berhasil memiliki uang lebih banyak, maka akan lebih besar kesempatan menabung.
Ini
benar-benar pelecehan, sebab menabung bisa dilakukan pada jumlah berapa
pun. Menabung tidak bergantung pada besarnya pendapatan, tetapi lebih
pada kemauan. Lebih dari itu, kebiasaan banyak orang, semakin tinggi
pendapatan maka semakin besar pula pengeluaran.
SELAIN kelima hal tersebut, masih banyak mitos lain berkaitan dengan uang
dan kekayaan yang berkembang di masyarakat. Namun, lepas apakah ada
yang percaya dan terpengaruh atau tidak, intinya sebagian mitos tersebut
tidak berdasar. Oleh karena itu, ada baiknya Anda mengubah paradigma
dan tak menjadikan mitos sebagai referensi mencari kekayaan.
Hal
yang utama, tentukan kembali tujuan hidup Anda. Kalau Anda tidak punya
tujuan dalam hidup, buat apa hidup? Tentu saja tujuan hidup setiap orang
berbeda dan setiap orang berhak menentukan tujuan hidup masing-masing.
Untuk
mencapai tujuan hidup tersebut, siapa pun selayaknya memiliki
perencanaan. Lazimnya, salah satu bagian dari tujuan hidup adalah
memiliki tujuan keuangan, sekaligus membuat perencanaan. Dalam kaitan
perencanaan keuangan inilah Anda mesti mampu menghindarkan diri dari
mitos-mitos keuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar